Mahasiswa dari Fakultas Sosial Humaniora Universitas Bina Darma turut ambil bagian sebagai peserta aktif dalam program tersebut. Selama sepekan, mereka terlibat dalam berbagai kegiatan yang membuka cakrawala baru tentang pentingnya menjaga warisan budaya sekaligus membangun solidaritas antarbangsa.

Mahasiswa Universitas Bina Darma yang menjadi delegasi Indonesia dalam acara ini mengungkapkan kebahagiaannya menjadi delegasi dalam acara ini dengan penuh semangat, "Dwi Sutera adalah pengalaman yang tidak hanya memperkenalkan budaya negara lain, tapi juga mengajarkan kami bagaimana menjadi pribadi yang terbuka, toleran, dan tetap bangga dengan identitas kami. Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. Bertemu teman-teman dari berbagai negara, belajar budaya mereka, dan bisa memperkenalkan budaya Indonesia secara langsung membuat saya semakin mencintai jati diri saya sendiri," ujar Vira dengan penuh semangat.

"Ini adalah pertama kalinya saya ke luar negeri dan langsung terlibat dalam kegiatan internasional. Banyak hal yang saya pelajari di sini—mulai dari keberanian berbicara di depan umum, menghargai perbedaan, sampai kerja sama dalam tim lintas budaya. Rasanya luar biasa!" tambah Vira.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh EXCO Kesenian dan Kebudayaan, Majlis Mahasiswa Kolej Ungku Omar UPSI, dan diikuti oleh mahasiswa dari Malaysia, Indonesia, dan Uzbekistan . Partisipasi mahasiswa Fakultas Sosial Humaniora menunjukkan komitmen kampus dalam mendukung pengembangan wawasan global berbasis nilai-nilai sosial dan budaya.

Dekan Fakultas Sosial Humaniora Universitas Bina Darma, Nuzsep Almigo, S.Psi, M.Si, Ph.D, turut mengapresiasi kontribusi mahasiswanya.

"Kegiatan ini membuka ruang dialog yang sangat penting bagi mahasiswa. Mereka belajar langsung bagaimana membangun komunikasi lintas budaya, mengasah kepekaan sosial, dan tentu saja memperkuat rasa percaya diri dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung," ujarnya.

Keterlibatan mahasiswa dalam DwiSutra menjadi bentuk nyata dari pembelajaran di luar kelas yang bermakna. Mereka tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pelaku aktif dalam membangun jembatan antarbudaya. Kegiatan ini telah berakhir, namun semangat kebersamaan dan nilai-nilai yang dipelajari akan terus hidup dalam diri setiap peserta. Karena sejatinya, belajar tak selalu harus di ruang kuliah, kadang ia hadir lewat tarian, tawa, dan pertemuan lintas negara yang hangat (PR*)